Thursday, January 6, 2011

"DIA" turun...

Assalamualaikum dan salam sayang semuanya...Hampir tiada idea untuk mencetuskan entri kali ini selepas agak lama tidak menekan keypad computer..Alhamdulillah, Allah masih memberi kesempatan untuk saya dan kamu semua bernafas dalam rahmat dan nikmatnya.

HUJAN
InsyaAllah, entri kali ini berkisar tentang "DIA TURUN".."Musim Sejuk" sudah bermula.Barang kali ini merupakan gelombang ke 2..

Nikmat musim sejuk sebenarnya tidak terhitung betapa nikmatnya. Seluruh makluk di muka bumi Allah, memuji Allah. Tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang menerima kehadiran nikmat ini dengan sujud syukur.Cuma, ada segelintir yang merasakan nikmat ini kadang kala membebankan. Kadang kala terlintas jua di bibir, hujan ini menyusahkan. Kadang kala terlintas jua di akal fikiran, hujan ini merimaskan
Kadang kala terdetik jua di hati, hujan lagi dan lagi..Allahuakbar!!!

Nikmat sebenarnya terbahagi kepada 2.Pertama, nikmat yang Allah beri dan yang kedua nikmat yang Allah tidak turunkan kepada kita.

PERSOALAN

Bagaimana yang dikatakan nikmat yang tidak diturunkan merupakan satu nikmat buat kita??

Tersebut satu kisah, pada zaman Rasulullah, Rasulullah telah menghantar 5 orang sahabat ke satu tempat. Pada suatu hari, kelima-lima sahabat mendengar seorang hamba Allah berkata dengan kuatnya, "Terima kasih Ya Allah, Engkau telah memberi aku nikmat yang besar, yang tidak Engkau beri kepada orang lain". Mendengar apa ang dikatakan, sahabat tertanya-tanya apakah nikmat yang diberi oleh Allah sehinggakan hamba-hambanya yang lain tidak dapat.Sahabat pergi menjengah hamba Allah yang menyatakan sedemikian. Alangkah terkejutnya mereka, hamba Allah tadi kudung tangannya dan kudung kakinya. Bertanyalah sahabat kepada hamba Allah tersebut, " Wahai saudaraku, mengapakah kamu menyatakan sedemikian, sedangkan melihat kepada keadaan kamu yang kudung kaki dan tangan?" Hamba Allah menjawab, Allah tidak mengirimkan ribut, jikalau Allah mengirimkan ribut, aku tidak akan mampu untuk lari dan menyelamatkan diri.Itu merupakan nikmat yang amat besar bagiku yang tidak diberi kepada orang lain.

Sahabat-sahabatku yang dikasihi Allah, usah mengeluh dengan nikmat yang tidak diturunkan. Percayalah, Allah yang menciptakan kita dan pastinya Allah lebih tahu apa yang lebih baik buat kita. Andai diberi nikmat kegagalan, pastinya ada sinar selepas itu. Carilah hikmahnya, pasti kamu akan menjumpainya.

"DIA turun"
Ya Allah, seandainya hujan ini membawa kebaikan buatku, perlebatkan la ia..

Adap-Adap ketika hujan

1. Turunnya hujan, salah satu waktu mustajab berdoa

Ibnu Qudamah dalam Al Mughni, 4/342 mengatakan, “Dianjurkan untuk berdoa ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan oleh Rasulullah,
“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan: [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat turunnya hujan.” (Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al-Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat hadits no. 1026 pada Shahihul Jami’).

2. Mensyukuri nikmat turunnya hujan
 
Apabila Allah memberi nikmat dengan diturunkan hujan, dianjurkan bagi seorang muslim untuk membaca doa :

اللهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
“Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.”

Itulah yang Rasulullah ucapkan ketika melihat hujan turun. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah tatkala melihat hujan turun, baginda mengucapkan ‘Allahumma shayyiban nafi’an’. (HR. Bukhari, Ahmad, dan An Nasai). Yang dimaksud shoyyiban adalah hujan. (Lihat Al Jami’ Liahkamish Sholah, 3/113, Maktabah Syamilah dan Zaadul Ma’ad, I/439, Maktabah Syamilah).
  
3. Berdoa tatkala hujan turun lebat
 
Rasulullah suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian tatkala hujan turun begitu lebatnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا ، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari no. 1013 dan 1014).

4.Mengambil Berkat dari Air Hujan
 
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah kehujanan. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, ‘Ya Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?’ Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Karena dia baru saja Allah ciptakan.” (HR. Muslim no. 2120)
Imam An Nawawi dalam Syarh Muslim, 6/195, hadis ini membawa maksud hujan itu rahmat iaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah ta’ala, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertabaruk (mengambil berkat) dari hujan tersebut. 

5.Dianjurkan Berwudhu’ dengan Air Hujan
 
Rasulullah SAW bersabda :
“Apabila air mengalir di lembah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,’Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci’, kemudian kami bersuci dengannya.” (HR. Muslim, Abu Daud, Al Baihaqi, dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Gholil)
 
6.Dilarang Keras Mencela Hujan
 
Sungguh sangat disayangkan sekali, setiap orang sudah mengetahui bahwa hujan merupakan kenikmatan dari Allah ta’ala. Namun, ketika hujan dirasa mengganggu aktivitasnya, timbullah kata-kata celaan dari seorang muslim seperti ‘Aduh!! hujan lagi, hujan lagi’. Sungguh, kata-kata seperti ini tidak ada manfaatnya sama sekali, dan tentu saja akan masuk dalam catatan amal yang jelek karena Allah berfirman:
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50]: 18)

Bahkan kata-kata seperti ini bisa termasuk kesyirikan sebagaimana seseorang mencela makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa seperti masa (waktu). Hal ini dapat dilihat pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.’ “ (HR. Bukhari dan Muslim).

PENUTUP

Surah Ar-rahman
"Nikmat yang manakah yang telah engkau dustakan"
Bersamalah kita renung kembali

Orang mukmin ini
Hidupnya bagaikan tiada masalah
Apa yang berlaku dianggapnya pasti ada hikmah
Kehidupannya sentiasa terarah
Idea bernas sentiasa hadir oleh rakan sefikrah
Yang pasti semuanya kerana Allah




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 comments:

Post a Comment